SIRAH NABAWIYAH, BAGIAN 12. Abrahah Menguasai Yaman dan Terbunuhnya Aryath

  Assalamu'alaikum Sahabat-sahabat semua, tidak terasa kita sekarang sudah memasuki kisah tentang Peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum kelahiran Nabi Muhammad SAW,

Pada pembahasan sebelum kita telah membahas tentang Abdullah bin Tsamir dan Peristiwa Ashabul Ukhdud , Cak Iwa Berharap Sahabat-sahabat semua membaca terlebih dahulu artikel-artikel sebelumnya agar lebih mudah memahami alur kisah-kisah yang akan Cak Iwa Kisahkan selanjutnya.

Ibnu Ishaq berkata: Ada seorang di antara mereka yang berhasil selamat dari pembunuhan massal itu. Dia bernama Daus Dzu Tsa'laban. Saat melarikan diri dia menunggang kudanya dan dia melalui tanah berpasir sehingga mereka tidak mampu untuk mengejarnya. Dia terus melakukan pelariannya dengan cara ini hingga akhirnya dia menemui Kaisar Romawi. Dia meminta bantuan Kaisar untuk mengalahkan Dzu Nuwas dan pasukannya dan dia memberi tahukan apa yang menimpa orang-orang yang dibunuh massal itu.

Kaisar berkata: "Negerimu terlalu dari tempat kami, namun demikian aku akan menuliskan surat kepada raja Habasyah (kini Ethiopia), karena sesungguhnya dia beragama sebagaimana agama kita dan dia lebih dekat ke negerimu." Dia kemudian menulis surat pada raja Habasyah dan memintanya untuk membantunya serta membalas dendam atas perlakukan Dzu Nuwas.

Daus datang menemui raja Najasyi dengan membawa surat Kaisar, dan Najasyipun segera mengirim pasukannya yang berjumlah tujuh puluh ribu di bawah komando seorang yang bernama Aryath. Di antara pasukannya ada seorang yang bernama Abrahah al-Asyram. Aryath

bersama pasukannya segera mengarungi lautan hingga dia mendarat di pantai Yaman. Daus Dzu Tsa'laban juga ikut bersama mereka. Dzu Nuwas bersama dengan orang-orang Himyar dan orang-orang yang taat dan berada di bahwa kendalinya segera menyambutnya. Setelah peperangan berlangsung Dzu Nuwas dan pasukannya terpaksa harus mengaku kalah. Tatkala Dzu Nuwas menyadari apa yang terjadi pada diri dan kaumnya, dia segera mengarahkan kudanya ke laut lalu dia memacunya dan memasuki lautan itu dan dia memasuki lautan dari yang dangkal terus pada yang lebih dalam hingga akhirnya dia tenggelam di kedalaman laut itu. Inilah akhir dari pemerintahannya. Aryathpun memasuki Yaman dan dia menguasainya.

Maka berkatalah seorang penduduk Yaman saat dia mengatakan apa yang dilakukan Daud untuk minta bantuan pada orang-orang Habasyah.

Tidaklah seperti Daus tidak pula seperti apa yang dia bawa di perjalanannya

Peribahasa ini berlaku hingga kini di Ya- man. Dzu Jadan al-Himyari berkata:

Tenanglah, air mata tidak bisa mengembalikan apa yang telah berlalu
Janganlah engkau hancur karena reruntuhan masa lalu
Apakah setelah Baynun tidak akan ada lagi mata air dan jejak
Dan setelah Silhin, manusia akan membangun rumah-rumah lagi?

Baynun dan Silhan dan Ghumdan adalah benteng-benteng di Yaman yang dihancurkan oleh Aryath dan tidak ada benteng yang sama dengan benteng-benteng itu di tengah manusia. Dzu Jadan juga berkata:

 Biarkalah aku membuatmu tidak punya bapak dan kau tidak akan sanggup
Caci makimu telah mengeringkan air liurku
Aku mendengarkan musik para penyanyi di masa lalu yang demikian merdu
Dan kami disuguhi arak yang murni dan terbaik
Memimun arak tanpa rasa risih
Karena sahabatku tidak pernah mencelaku perbuatan ku Karena kematian tidak ada yang yang mampu menghadang Walaupun meminum obat wangi dari para dukun obat
Tidak pula para rahib di puncak biaranya Atau burung heriang yang sedang sedang berputar
di sekitar sarangnya Kau telah dengar tentang menara Ghumdan Yang ada di puncak gunung
menjulang Yang dilukis dengan batu yang indah Bersih, basah dengan tanah Hat yang licin
Lampu-lampu minyak bersinar di dalamnya Kala senja tiba laksana sinar kilat Sedangkan pohon kurmanya yang di tanam untuknya demikian indahnya
Dengan buah yang ranum hampir doyong dengan tandan kurmanya Kini semua itu telah menjadi abu Dan mengubah keindahannya menjadi kobaran api
Dzu Nuwas menyerah kalah
Dia peringatkan kaumnya tentang hidup yang sempit

 Berdasarkan syair di atas Adz-Dzu'bah Ats-Tsaqafi mengatakan sebuah syair serupa. Menurut Ibnu Hisyam:Adz-Dzibah bernama Rabiah bin Abdu Yalail bin Salim bin Malik bin Huthaith bin Jusyam bin Qasiy: 

Demi kehidupan ini, tidak ada tempat lari bagi pemuda dan tua bangka dari kematian
Demi kehidupan ini, tak ada tempat yang lapang bagi seorang pemuda
Demi kehidupan ini, tak ada tempat untuk perlindungan Apakah setelah kabilah-kabilah Himyar telah dihancurkan Di sebuah pagi dengan serangan di Dzat al- 'Abar
Dengan sejuta pasukan yang menyerbu
Laksana langit sebelum mencurahkan hujan
Teriakkan mereka membuat tul kudayang terikat di dekat rumah
Angin dan bau badannya mereka melenyapkan
Jumlah mereka laksana pasir yang membuat pepohonan menjadi kering kerontang

Amr bin Ma'di Karib Karib az-Zubaidi mengatakan tentang pertentangan yang terjadi antara dirinya dengan Qays bin Maksyuh al-Muradi di mana dia mendengar Qays mengancamnya. Ia mengatakan kepada Qays tentang orang-orang Himyar dan kejayaannya dan kekuasaan yang senantiasa berada di tangan mereka:

 Apakah engkau mengancamku seakan engkau Dzu Ruain
Dengan kehidupan yang lebih baik atau engkau laksana Dzu Nuwas? Atau siapa pun yang mendapatkan nikmat yang datang sebelum kamu Dengan kerajaan yang demikian kokoh di tengah manusia
Yang telah lama umurnya laksana zamannya Ad
Yang demikian perkasa, keras dan perkasa
Maka penduduknya menjadi hancur dan kekuasaanya beralih tangan
Dari manusia ke manusia yang lain

 Ibnu Hisyam berkata: Zubaid bin Sala- mah bin Mazin bin Munabbih bin Sha'b bin Sa'd al- Asyirah bin Madzhij. Disebutkan pula bahwa namanya adalah Zubaid bin Sha'ab bin Sa'd al-

'Asyirah, ada pula yang menyebutkan namanya adalah Zubaid bin Sha'ab. Sedangkan Murad adalah Yuhabir bin Madzhij.

Ibnu Hisyam berkata: Telah menuturkan kepada saya Abu Ubaidah dia berkata: Umar bin Khattab menulis surat pada Salman bin Rabi'ah al-Bahili. Sedangkan Bahilah adalah anak dari Ya'shur bin Sa'd bin Qays bin Aylan yang sedang berada di Armenia. Dia memerintahkan agar dia memberi penghargaan lebih pada orang yang memiliki kuda Arab asli dan memberi penghargaan lebih sedikit pada siapapun yang memiliki kuda blasteran tatkala ada pembagian rampasan perang. Maka diapun mengeluarkan kudanya, dan tatkala kuda dikeluarkan 'Amr bin Ma'di bin Karib. Salmanpun berucap: "Kudamu ini adalah kuda blasteran (buruk)." Maka 'Amr marah dan dia melompat ke depan Salman dan mengancamnya, dan 'Amr pun mengucapkan bait syair di atas.

Inilah yang pernah dikatakan oleh Sathih sang juru ramal dalam ucapannya: "Orang- orang Habasya (Ethiopia) akan menginjakkan kakinya di tanah kalian, mereka akan menguasai antara Abyan hingga Jurasy." Atau apa yang dikatakan oleh sang juru ramal Syiq: "Orang- orang hitam akan menginjakkan kaki mereka di tanah kalian, dan mereka akan melepaskan anak-anak dari perhatian kalian. Mereka akan berkuasa dari Abyan hingga Najran."

Itulah kisah tentang Abrahah Menguasai Yaman dan Terbunuhnya Aryath. Selanjutnya Cak Akan menceritakan tentang Daus Dzu Tsa'laban dan Awal Pemerintahan Habasyah serta Hayat yang Menguasai

Yaman  pembahasan kisah kita yang akan datang


Sumber : SIRAH NABAWIYAH-IBNU ISHAQ SYARAH & TAHQIQ IBNU HISYAM - Takhrij Hadist Al-Alamah Asy-Syaikh Al-Muhaddist Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Komentar

Postingan Populer